Langsung ke konten utama

Bermalam di Bandara. Why Not?



Demi efisiensi biaya pengeluaran, saya sempat beberapa kali bermalam di bandara. Mungkin buat kebanyakan orang, bermalam di bandara sama sekali ga pernah kepikiran. Tapi ternyata seru lho. Dan yang terpenting: GRATIS!

Beberapa alasan menginap di bandara antara lain:

1. Transit
Beberapa maskapai dengan penerbangan lanjutan memiliki jadwal yang mengharuskan penumpang untuk bermalam di bandara sebelum melanjutkan penerbangan dengan pesawat berikutnya pada keesokan paginya. Bagi yang duitnya melimpah ruah sih bisa nginep di airport hotel yang harga per malamnya bisa buat saya jalan-jalan seminggu di Malaysia. Tapi bagi yang dompetnya setipis durex fetherlite, tidur ngemper di bandara adalah pilihan yang tepat guna.

2. Kemalaman
Kalo berburu tiket murah, kadang kita gak punya banyak pilihan jadwal penerbangan. Biasanya tiket yang termurah jadwalnya gak enak. Misalnya dulu saya pernah dapet tiket gratis AirAsia ke Singapore, penerbangan saya nyampe ke Changi jam 11 malam (karena delay juga sih). Jam segitu sih kalo mau naik MRT ke kota terus nginep di hostel juga sayang duitnya, jadi mending saya ngemper tidur di bandara dulu, baru paginya naik MRT ke kota.

3. Mengejar flight paling pagi
Masih nyambung dengan point no.2, kadang tiket termurah jatuh pada penerbangan paling pagi. Saya pernah dapet tiket murah dari KLIA2 dengan jam keberangkatan jam 5 pagi. Tau sendiri kan KLIA2 jauhnya kayak apa dari pusat kota. Jadi daripada saya musti nginep di hotel lalu bangun jam 2 pagi untuk naik taxi ke bandara, mending saya malamnya datang ke bandara lalu tidur disana. Gratis.

4. Cari jodoh
Biasanya, kalo kita tidur di bandara, bakal banyak sesama traveller yang ikutan tidur bareng kita di lokasi yang sama. Biasanya juga, kalo sesama solo traveller bakalan ada yang ngajak ngobrol basa-basi, sharing cerita perjalanan, curhat, tukeran kontak, tukeran sosmed, lanjut skype-an, jadian, LDR, dilamar, nikah deh. Bisa jadi sih.

5. Ngantuk
Kalo udah ngantuk, mau tidur dimana aja juga ayok.



Saya pernah beberapa kali nginap di bandara. Pengalaman paling ga enak itu waktu nginep di Terminal 3 yang lama di bandara Soekarno Hatta. Ceritanya waktu itu saya baru balik dari Seoul nyampe di Soekarno Hatta jam 11 malam. Sementara saya ada flight lagi pulang ke Semarang jam 7 pagi. Ya sudah demi pengiritan saya nginep di bandara.

Di Terminal 3 yang lama ini, sialnya ga ada kursi panjang yang bisa dipake buat tidur. Jadi awalnya saya memutuskan buat tidur di tempat mainan anak-anak (yang ada perosotan kecil, ayunan, dsb) karena ada alas karpetnya jadi empuk. Eh baru tidur setengah jam diusir sama petugas kebersihan. Katanya ga boleh tidur disitu. Ya sudah akhirnya nyari tempat lain di lantai 2. Dengan sedikit usaha, akhirnya saya tidur di 2 sofa yang digabung jadi 1. Tapi tetep masih kurang panjang, jadi selama tidur kakinya gabisa dilurusin.

Yang paling enak buat tidur tentu saja di Changi. Bandara terbaik dunia ini punya banyak sekali sofa panjang yang enak buat tidur. Tapi kalo kita tidak ada penerbangan lanjutan, biasanya sekitar jam 3-4 pagi akan diusir oleh petugas keamanan dan disuruh keluar imigrasi.

Beberapa tips buat yang mau nginep di bandara:
1. Cari tempat yang ramai. Maksudnya ramai disini adalah banyak sesama traveller yang nginep juga. Jadi banyak teman senasib seperjuangan.
2. Cari tempat yang ada CCTV. Biar aman.
3. Jangan mojok di tempat sepi sendirian. Hati-hati sama barang bawaan.
4. Kalo bawa backpack, jadikan sebagai guling. Peluk terus sepanjang malam. Selain bikin hangat (AC bandara dingin), juga biar bawaan kita aman.
5. Pasang alarm, supaya ga ketinggalan flight. Pasang alarm minimal 1 jam sebelum flight. Set supaya bunyi setiap 5 menit sekali, jaga-jaga kalo ga kebangun.

Untuk referensi lain mengenai nginep di bandara, bisa baca disini: http://www.sleepinginairports.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Cara Naik Bus dari Singapore ke Melaka

Lagi jalan-jalan di Singapore lalu tiba-tiba bingung ga tau mau kemana karena saking kecilnya negara itu? Mending ke Melaka aja! Melaka adalah salah satu Heritage City di Malaysia. Lokasinya ga terlalu jauh dari Singapore. Pagi berangkat, siang udah nyampe. Naik apa? Naik bus aja yang murah meriah hore. Caranya gimana? Tenang, saya jelasin caranya step by step. Cara paling mudah adalah naik bus langsung dari Singapore ke Melaka. Tapi karena blog ini isinya traveling murah, jadi saya jelasin cara murahnya, tapi tetep nyaman. Pertama, kita naik MRT ke Bugis Station. Dari stasiun keluar aja nyeberang Victoria Street sampai ketemu Bugis Street. Sampai ujung setelah keluar dari Bugis Street, jalan aja ke arah kanan menyusuri Queen Street. Setelah melewati 2x lampu merah, akan ada satu pelataran tempat bus-bus parkir di sebelah kiri jalan. Naik aja ke bus Causeway Link jurusan JB Sentral (Johor Bahru Sentral) dengan bayar tiket SGD3,3. Sebenarnya kita bisa naik bus kota biasa dengan n

Rincian Biaya Trekking Annapurna Base Camp - Himalaya - Nepal

Total trip kami ke Nepal adalah 11,5 hari, termasuk perjalanan dari Indonesia ke Nepal. Total waktu trekking kami adalah 6 hari, dimulai dari Syauli Bazaar sampai ke ABC dan berakhir di Mutkhu. Biaya yang kami keluarkan selama trip, saya coba jabarkan seingat saya, karena sewaktu trekking saya gak terlalu mikir masalah duit, karena badan udah capek banget jadi males mikir. Lha wong pas lagi seger aja saya males ngitung, apalagi pas klenger. Perhitungan biaya ini berdasarkan kurs pada saat kami kesana. Hari pertama: Jakarta - Kuala Lumpur Kathmandu Pengeluaran: 1. Makan siang romantis kere di KLIA sepiring berdua - MYR18 (Rp 32.000/orang) 2. VOA - USD25 (Rp 345.000) 3. Taxi ke NTB - NPR700 dibagi 2 (Rp42.000/orang) 4. Biaya2 bikin permit - kurleb Rp550.000/orang 5. Penginapan di Thamel - USD13/room (Rp90.000/orang) 6. Makan malam di Thamel - kurleb Rp75.000/orang Total pengeluaran hari pertama : Rp1.134.000/orang Hari kedua: Kathmandu - Pokhara Pengeluaran: 1. Tiket