Langsung ke konten utama

Annapurna Base Camp Trek - Day 6 - Annapurna Base Camp! Mantap Jiwa Raga!


Namaste!!!


Semalem saya gabisa tidur. Napas sesak, batuk-batuk efek dari dada sesak kemarin, dan kepala sakit banget. Tidur-bangun-tidur-bangun terus. Kayaknya saya kena serangan AMS (Accute Mountain Sickness) nih. Malam terasa panjang. Setelah tidur-bangun beberapa kali, saya ngelirik jam. Saya pikir udah subuh, eh ternyata masih jam 10. Astaga malam masih panjang. Akhirnya setengah hati saya keluar dari selimut yang hangat dan buka tas, ngambil 2 butir panadol dan 1 butir antimo. Biar sakit kepala pergi dan ngantuk datang menghampiri. Sukses. Setelah ngobat itu saya jadi bisa tidur lebih nyenyak. Ternyata gak perlu Diamox buat ngilangin gejala AMS.

Paginya saya bangun jam 5. Sien masih meringkuk di sleeping bagnya. Di luar masih gelap, gak keliatan apa-apa. Saya sebenernya kepengen ngambil foto bintang dengan background pegunungan himalaya. Apa adaya di luar gelap dan super dingin. Baru beberapa kali jepret dengan hasil yang jelek, saya gak kuat dan masuk lagi ke balik selimut. Setelah di luar agak terang, barulah saya keluar lagi. Pemandangannya bener-bener memanjakan mata. Di samping kamar kami ternyata ada hamparan bukit bersalju yang kemarin gak keliatan karena ketutup kabut. Begitu buka jendela kami disambut pemandangan perbukitan bersalju. Sayang di puncaknya masih ada awan yang nutupin.

View dari kamar

Kamar kami yang paling pojok. Buka jendela viewnya langsung daebak.

MBC

Sekitar jam 6, kami bergegas jalan lagi menuju Annapurna Base Camp. Tas keril kami tinggal di MBC dan hanya bawa beberapa barang yang diperlukan. Kami rencananya akan trekking ke ABC (sekitar 1 jam dari MBC), sarapan dan leha-leha di ABC, lalu siangnya balik lagi ke MBC buat ambil tas sekalian turun. Untuk ke ABC gak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa kamera dan trekking pole aja sih sebenernya. Sama duit, jangan lupa. Di ABC harga makanannya adalah yang paling mahal sepanjang trekking. Wajar sih karena ngeliat perjuangan para porter yang membawa bahan-bahan makanan menuju ABC ini, rasanya harga makanan segitu malah masih tergolong murah.

Trek dari MBC menuju ABC adalah trek terindah selama trip ini. Kami melewati lembah dengan sungai kecil dan gunung bersalju di sisi kiri kami, pegunungan batu di sisi kanan, gunung Machhapuchhre yang berdiri megah di belakang kami, dan barisan pegunungan Annapurna yang menanti di depan kami. Kami benar-benar berada di tengah pegunungan Himalaya! Sayangnya, di jalan setapaknya saat itu gak ada salju. Kalo pas winter atau pas abis hujan salju, disini bakalan full tertutup salju dan perjalanan akan makin sulit tapi pemandangan tentu saja akan makin indah.




Menuju ABC!

Udara yang tipis bikin trekking menuju ABC agak berat. Apalagi kami belom sarapan. Jadi kami kebanyakan berhenti buat istirahat. Selama trekking kami banyak ketemu trekker yang baru turun dari ABC. Muka-mukanya pada seger semua, beda sama muka kami yang kecapekan dan loyo. Beberapa saat kemudian nampaklah Annapurna Base Camp di ujung nun jauh disana. Kecil emang keliatan dari sini, tapi kayaknya ga terlalu jauh, bisa lah setengah jam nyampe. Eh ternyata, meskipun udah keliatan, tapi kok ga nyampe-nyampe ya. Mungkin efek laper, jadi perjalanan yang gak terlalu jauh jadi berasa lama banget.

Tapi selangkah demi selangkah, kaki kanan di depan kaki kiri, dilanjutkan kaki kiri di depan kaki kanan, begitu seterusnya, akhirnya papan nama bertuliskan "NAMASTE! Annapurna Base Camp - 4130masl" nampak juga tepat di depan kami. Finally, we did it!




Kami berfoto sebentar di depan papan penyambutan tersebut, lalu langsung beranjak masuk ke dining room terdekat buat isi perut. Berada di ketinggian 4130mdpl di tengah pegunungan Himalaya, apa yang kami makan? Mie instan pake nasi plus kopi susu! Kenapa kami pesen itu? Karena itu adalah menu panas berkuah yang paling murah. Mau tau rasanya minum kopi sambil ngeliat pemandangan Himalaya tepat di depan mata? Pokoke luar biasa.




Kelar makan, kami ngaso dulu di depan lodge. Matahari sudah cukup tinggi, jadi udaranya cukup hangat meskipun banyak hamparan salju di sekeliling lodges. Dari ABC ini kita bisa melihat puncak Annapurna 1, Annapurna South, Machhapuchhre, dan beberapa puncak lain yang saya lupa namanya.  Untungnya saat itu awan-awan sudah pada pergi, jadi kami bisa melihat keseluruhan puncaknya. Meskipun masih ada beberapa awan yang nempel, tapi setidaknya puncaknya keliatan lah. Salju dari puncak-puncak tersebut masih tebal sampai ke pinggiran lodge, tapi di tengah-tengahnya udah kering bebas dari salju. Indah banget pokoknya. Kalian musti, harus, wajib kesini (kalo suka gunung sih. Kalo gasuka ya gausah, capek euy). Di beberapa tempat saljunya masih tebal, tapi sebagian sudah mengeras jadi bikin licin. Kami nongkrong dulu disini sekitar 1 jam sebelum angkat kaki turun lagi ke MBC. Berikut sedikit foto-fotonya selama di ABC:
















Perjalanan turun kembali ke MBC terasa lebih ringan. Kaki rasanya enteng banget dan suasana hati kami otomatis jadi ceria gegara udah berhasil sampai ke ABC. Meskipun perjalanan turunnya masih 2-3 hari lagi sebelum nyampe Pokhara, tapi seneng banget udah bisa nyampe ABC. Di perjalanan menuju MBC, kami ketemu lagi sama Prem, beberapa trekker yang saya lupa namanya yang kemarin-kemarin sering ketemu, dan juga trio Vietnam Thanh, Thao dan Cuc. Mereka semua lagi otewe ke ABC sementara kami udah mau turun.

Thanh, Thao, Cuc, dan guidenya.

With Prem.

Namaste Annyeonghaseyo!

MBC dengan background Mt. Machhapuchhre

Nyampe MBC sekitar jam 11. Packing sambil istirahat sebentar, check out, lalu bergegas turun lagi menuju Deurali. Kami kembali melewati lembah lucknut penuh kabut yang kemarin kami lewati. Ternyata kalo ga ada kabut, lembah itu indah banget. Hijau, dengan aliran sungai membelah di tengahnya, dan dihiasi atap putih salju di atasnya. Luar biasa byutipul.

Lembah not-so-lucknut-anymore

Sebanyak inilah bawaan para porter disana

Ada juga yang bawa gelondongan kayu segene ini dari bawah sampe ABC



Bikin zen stone

Perjalanan sampai ke Deurali lebih cepat dibandingkan pas naik. Cuma 1,5 jam kami sudah nyampe Deurali. Padahal kemaren butuh 2-3 jam. Di Deurali hujan turun, jadi kami berteduh disini dulu. Daripada bengong, kami pesen nasi goreng aja dibagi 2. Sampe nasi goreng abis, ternyata hujan masih turun meskipun udah ga terlalu deras. Jadi kami mutusin pake jas ujan aja dan nerobos ujan. Perjalanan berikutnya, kembali menuju ke Himalaya.

Makan siang di Deurali



Dari Deurali menuju Himalaya sekitar 2 jam ditemani hujan yang gak berhenti-berhenti. Disini saya gak banyak ngambil foto karena hujan. Sampe ke Himalaya, karena sudah sore, kami juga cuma istirahat sebentar, lalu lanjut jalan lagi menuju Dovan. Kami berencana menginap di Dovan malam ini. Sampe Dovan sekitar jam 4 sore, masih gerimis, dan sialnya kamar sudah pada penuh. Lodge pertama, kami bisa tidur di dining room rame-rame sama banyak orang (mostly porters). Di lodge kedua, masih ada 2 bed tersisa di dormitory room, tidur rame-rame bareng trekker lain. Kami pilih di dormitory aja, karena kalo di dining room pasti masih berisik sampe malem, bikin gabisa istirahat. Menginap di dormitory ini bayar NPR100/orang.

Makan malam, baik dinikmati selagi panas.

Mengingat sudah 3 hari gak mandi, kami memutuskan buat mandi hot shower disini, bayar NPR150/orang. Panasnya bisa diatur dari hangat sampe panas banget. Enak banget bisa mandi air panas di ketinggian segini. Mevvah banget rasanya gunung yang satu ini. Saya mandi bahkan hampir setengah jam saking betahnya diguyur air panas. Kelar mandi, baru kami makan malam, lalu lanjut istirahat di kasur masing-masing sampe ketiduran. Guten nacht!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Naik Bus dari Bangkok ke Pak Chong (Khao Yai National Park) - Backpackeran Keliling 3 Negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand) 8 hari - Part 5

Sekitar jam 23:00 kami mendarat di Bangkok. Airport bus jam segitu udah gak ada, jadi kami terpaksa naik Grab Car meskipun lebih mahal. Meskipun udah tengah malam, kami memutuskan buat nginep di hostel di dekat Mo Chit bus terminal karen besok pagi kami mau langsung cabut naik bus menuju ke kota Pak Chong. Pak Chong ini adalah kota kecil sekitar 3 jam dari Bangkok, mirip kayak Puncak kalo di Jakarta. Ada apa saja di Pak Chong? Destinasi utamanya sih Khao Yai National Park, taman nasional yang guede dan luas banget. Ada air terjun, satwa liar, danau, gajah, rusa, monyet, dan lain-lain. Selain itu di Pak Chong juga banyak tempat wisata yang mirip-mirip di Puncak gitu. Ada resort bertema Eropa, kafe-kafe gaul, dan cem macem lainnya. Kami nyampe hostel di Bangkok sekitar jam setengah 1 malam. Langsung check ini (USD7/orang), bersih-bersih, lalu karena kelaparan saya pun langsung melipir beli rice box (THB35) di sevel seberang hostel. Setelahnya langsung istirahat, tidur yang cu

Cara Naik Bus dari Singapore ke Melaka

Lagi jalan-jalan di Singapore lalu tiba-tiba bingung ga tau mau kemana karena saking kecilnya negara itu? Mending ke Melaka aja! Melaka adalah salah satu Heritage City di Malaysia. Lokasinya ga terlalu jauh dari Singapore. Pagi berangkat, siang udah nyampe. Naik apa? Naik bus aja yang murah meriah hore. Caranya gimana? Tenang, saya jelasin caranya step by step. Cara paling mudah adalah naik bus langsung dari Singapore ke Melaka. Tapi karena blog ini isinya traveling murah, jadi saya jelasin cara murahnya, tapi tetep nyaman. Pertama, kita naik MRT ke Bugis Station. Dari stasiun keluar aja nyeberang Victoria Street sampai ketemu Bugis Street. Sampai ujung setelah keluar dari Bugis Street, jalan aja ke arah kanan menyusuri Queen Street. Setelah melewati 2x lampu merah, akan ada satu pelataran tempat bus-bus parkir di sebelah kiri jalan. Naik aja ke bus Causeway Link jurusan JB Sentral (Johor Bahru Sentral) dengan bayar tiket SGD3,3. Sebenarnya kita bisa naik bus kota biasa dengan n

Rincian Biaya Trekking Annapurna Base Camp - Himalaya - Nepal

Total trip kami ke Nepal adalah 11,5 hari, termasuk perjalanan dari Indonesia ke Nepal. Total waktu trekking kami adalah 6 hari, dimulai dari Syauli Bazaar sampai ke ABC dan berakhir di Mutkhu. Biaya yang kami keluarkan selama trip, saya coba jabarkan seingat saya, karena sewaktu trekking saya gak terlalu mikir masalah duit, karena badan udah capek banget jadi males mikir. Lha wong pas lagi seger aja saya males ngitung, apalagi pas klenger. Perhitungan biaya ini berdasarkan kurs pada saat kami kesana. Hari pertama: Jakarta - Kuala Lumpur Kathmandu Pengeluaran: 1. Makan siang romantis kere di KLIA sepiring berdua - MYR18 (Rp 32.000/orang) 2. VOA - USD25 (Rp 345.000) 3. Taxi ke NTB - NPR700 dibagi 2 (Rp42.000/orang) 4. Biaya2 bikin permit - kurleb Rp550.000/orang 5. Penginapan di Thamel - USD13/room (Rp90.000/orang) 6. Makan malam di Thamel - kurleb Rp75.000/orang Total pengeluaran hari pertama : Rp1.134.000/orang Hari kedua: Kathmandu - Pokhara Pengeluaran: 1. Tiket